Sejarah Surat Kabar

Surat kabar merupakan media massa yang paling tua dibandingkan dengan jenis media massa lainnya. Diketahui bahwa sejak zaman prasejarah, tepatnya tahun 59 Sebelum Masehi, bentuk paling sederhana dari surat kabar telah ada di Roma saat di bawah kekuasaan Julius Caesar. Bentuknya hanya berupa lembar harian dan isinya pun masih sebatas pemberitahuan penting dari kerajaan. Lembaran tersebut dinamai Acta Diurna (berasal dari bahasa Yunani, dalam bahasa Indonesia berarti catatan harian).

Keberadaan surat kabar yang tercatat oleh sejarah dimulai sejak ditemukannya mesin cetak oleh Johann Gutternberg di Jerman pada tahun 1451. Meski sumber lain menyebutkan bahwa teknologi cetak telah ada di Cina sejak tahun 748. Adapun lembar berita pertama yang dicetak, terbit di Jerman pada tahun 1502 dengan istilah Zeitung. Berlanjut tahun 1513, Trewe Encountre hadir sebagai lembar berita pertama yang berbahasa Inggris. Namun keduanya belum terbit secara teratur. Barulah pada tahun 1609, prototipe pertama surat kabar di Eropa yang terbit secara rutin, diterbitkan di Bremen, Jerman. Pada tahun yang sama, surat kabar yang sangat sederhana terbit di Strasborg. Bentuk surat kabar yang sesungguhnya terbit pada tahun 1620 di Frankfurt, Berlin, Humberg, Vienna, Amsterdam, dan Antwerp (Hiebert, Ungurait, Bohn, 1975: 206).

Menyusul kemudian, di Inggris, surat kabar pertama yang masih sederhana terbit pada tahun 1621. Memasuki tahun 1665, hadir di Oxford surat kabar yang dianggap sebagai benar-benar surat kabar yang terbit secara teratur yaitu Oxford Gazette. Beberapa bulan kemudian ketika pemerintahan pindah ke London, surat kabar tersebut berubah namanya menjadi London Gazette. Surat kabar tersebut menggunakan dua kolom untuk pertama kalinya. Sedangkan di Amerika, baru ada surat kabar pertama bagi warga utara, yaitu Publick Occurrences Both Foreign and Domestick pada tahun 1690 di Boston.

Memasuki abad ke-17, surat kabar mulai mengalami perkembangan yang menakjubkan. Salah satu indikasinya adalah lahirnya surat kabar harian pertama bernama The Daily Courant pada tahun 1702 di London. Selanjutnya, di London pula, pada tahun 1754, The Daily Advertiser tercatat sebagai surat kabar pertama yang berformat empat kolom. Seakan tak mau kalah, di Perancis dan di Amerika Serikat pun hadir surat kabar harian yang pertama yaitu Journal de Paris dan Pennsylvania Packet (sumber lain menyebutnya Pennsylvania Evening Post), masing-masing pada tahun 1777 dan tahun 1784.

Meskipun demikian, sampai tahun 1830-an, surat kabar masih relatif mahal harganya dan hanya dibaca oleh golongan elit, serta para politikus. Barulah pada tahun 1833, surat kabar bertransformasi menjadi lebih terjangkau bagi kalangan luas. Perkembangan teknologi percetakanlah yang telah mengakibatkan proses pencetakan semakin cepat, sehingga surat kabar semakin memasyarakat karena harganya murah. Surat kabar New York Sun yang diterbitkan oleh Benjamin Day pada tahun 1833 harganya hanya berkisar satu sen dolar (satu penny) dan mudah didapat dari penjaja di pinggir jalan. Surat kabar tersebut menandai era surat kabar sebagai media massa, dan karena murahnya harga sebuah surat kabar era itu disebut The Penny Press. Beberapa tahun kemudian di Amerika Serikat, bermunculan surat kabar lainnya, seperti New York Herald, New York Tribune, dan New York Times.

Menjelang akhir abad ke-18 itu pula, surat kabar terus menunjukkan peningkatan yang berarti dari segi kualitas penyajian. Hal itu mulai ditandai dengan digunakannya telegraf sebagai penunjang kerja pada tahun 1847. Pada tahun 1873, surat kabar berilustrasi dapat dilihat di New York. Pada tahun 1878, untuk pertama kalinya, iklan terlihat sehalaman penuh surat kabar, dan tahun 1880, giliran fotografi yang terlihat pada surat kabar untuk pertama kalinya.

Surat kabar seperti yang kita tahu saat ini adalah produk yang memiliki nilai kebutuhan, penemuan, khalayak luas, demokrasi, perusahaan bebas, dan ukuran profesional (newspaperindustry.com).

0 komentar:

Posting Komentar