Apakah Aku Pemenang atau Pecundang

Susah susah gampang memang membedakan dua jenis karakter manusia tersebut. Atau malah, saat ini kita termasuk pemenang atau pecundang juga kita tidak tahu. Bisa juga, kita tahu diri ini pemenang atau pecundang tapi pada kenyataannya justru sebaliknya. Pilihan lain, mungkin saja kita tidak peduli mau kita ini pemenang atau pecundang.

Terserah pada posisi mana, yang pasti sayang sekali bila manusia sebagai makhluk yang berakal tidak sadar seperti apa diri kita atau tidak peduli seperti apa kita sebenarnya. Cukuplah berbelit-belit sampai di sini.

Ada satu kalimat dari sebuah buku yang menunjukkan indikator kita ini pemenang atau pecundang. Walaupun tidak dengan begitu saja kita dapat menyimpulkan apa isi buku itu, kalimat tersebut dapat menjadi pembahasan baru yang tak kalah singkat.

Kalimat tersebut, Pemenang itu menemukan suatu kesempatan dalam setiap kesulitan, sedangkan pecundang itu menemukan kesulitan dalam setiap kesempatan.

Hanya segitu kalimat yang menjadi inspirasi tulisan ini. Termasuk mana kita ini? Apa masih tidak peduli. Tak ada tempat di dunia bagi pecundang. Pecundang hanya menyusahkan orang sekitar di mana pun ia berada. Berbeda dengan pemenang, karakter ini menjadi pemecah masalah. Dunia sedang membutuhkannya karena dunia dalam kesulitan.

Kita dengan mudah akan menemukan dua karakter tersebut. Namun, untuk menilai orang lain termasuk dalam karakter mana, itu tidak mudah. Boleh jadi, kita percaya bahwa ia adalah pemenang tapi sebenarnya adalah pecundang sejati. Kata kuncinya, kita menemukan kesempatan atau kesulitan dalam kondisi berkebalikan.

Ujung-ujungnya, hal di atas dapat mengarah kepada tanggung jawab. Kita bisa tidak peduli seperti apa kita sebenarnya. Namun, manusia punya tanggung jawab. Ia dapat hidup pun adalah suatu yang harus dipertanggungjawabkan. Apalagi, terhadap apa yang yang dikatakan dan apa yang dijanjikan oleh dirinya. Bagaimana sikap terhadap komitmen tersebut menunjukkan karakteristiknya.

Penting atau tidak menyadari hal ini? Sangat penting. Perspektif penulis, bagi pecundang; menyedihkan jadi beban tanggung jawab orang lain; bagi pemenang, berbanggalah tanpa tinggi hati,masih banyak yang perlu disadarkan.

Sekadar luapan. Semoga mengerti dan memahami. Terima kasih.

0 komentar:

Posting Komentar